Suara Tuhan Yang Tak Didengar di Bumi, Pasti Sampai ke Langit
Penulis : Jacob Ereste
Wartawan Lepas
Fenomena “No viral no justice” itu memang menandai bila rakyat kecil harus berteriak untuk memperoleh keadilan berdasarkan penegakan hukum. Jika tidak berteriak, tiada ada orang yang mau peduli, sekalipun masalahnya sudah diketahui oleh aparat penegak. Apalagi dibalik kasus yang menjadi masalah itu tidak menunjukkan adanya peluang untuk mendulang untung. Sebab pengabdian — meski harus dan wajib dilakukan oleh aparat penegak hukum atau mereka yang mendapat amanah dari rakyat untuk memberikan pelayanan — sekarang ini tidak ada lagi yang bisa diperoleh secara gratisan.
Oleh karena itu” No viral no justice” harus diteriakkan sekeras mungkin, buka perlu bisa terdengar sampai langit. Sekalipun setelah malaikat mendengar teriakan yang keras itu, tidak juga ada kepastian membuat hati mereka keder dan terbuka. Karena hati aparat penegak hukum itu sudah terkunci rapat bersama kunci brankas mereka yang hanya memilih dan memilah kasus-kasus tertentu saja. Jadi tak ada istilah upaya penanganan yang gratisan.
Pendek kata, “No viral no justice” dapatlah dipahami semacam upaya menggedor langit agar terbuka untuk memberi peringatan kepada mereka yang sudah membeku hatinya. Sebab hati yang sudah terkunci rapat lebih kuat dan lebih kukuh dari sekedar duit mereka yang ada di dalam peti besi yang tidak lagi bisa tersentuh oleh siapapun. Kecuali duit itu sendiri yang bisa melunakkan keangkuhan birokrasinya.
Realitas hukum dan realitas sosial memang ini sungguh tidak harmoni dengan desau alam yang semakin rapuh dijejaki oleh manusia yang rakus, tamak, kemaruk dan tidak punya rasa malu serta tidak punya rasa takut termasuk kepada Tuhan. Hingga akibatnya, hukum Tuhan pun — sunnatullah — seakan telah mereka bayar tunai seperti konsesi dari negara yang tidak lagi tersisa.
Bagi rakyat yang percaya bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan, mereka tetap lantang berteriak sampai parau, bahkan tak sedikit yang bemuara di penjara. Sebab bagi mereka itu bagian dari “amar ma’ruf nahi Munkar yang sesungguhnya. Setidaknya, dosa untuk tidak mengatakan soal kebathilan telah di sampaikan ke langit. Dan kelak, mereka pasti akan mendapat ganjaran yang setimpal — jika pun tidak di dunia namun pasti di akherat.
Pantai Dadap, 22 November 2025
——-
![]()
